Aksi Unjuk Rasa Di Depan Kampus UGR Diwarnai Penyetopan Mobil Pertamina Pengangkut BBM
Lombok Timur, NTB | Dinamika permasalahan mahasiswa di Universitas Gunung Rinjani (UGR) tak kunjung selesai, baru-baru ini mahasiswa dikejutkan dengan Surat Edaran yang menginformasikan bahwa biaya kuliah untuk mahasiswa baru pada tahun ini mengalami kenaikan.
Aksi unjuk rasa terus dilakukan beberapa hari terakhir, pada hari jum'at, 9 Juni 2023 kemarin mahasiswa UGR melakukan aksi di depan kampus atas nama Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan. Aksi unjuk rasa yang di komandoi oleh seorang Koordinator Umum (Koordum) dan dua Koordinator Lapangan (Koorlap) itu sempat diwarnai aksi penyetopan terhadap mobil pertamina pengangkut bahan bakar minyak (BBM).
Aksi unjuk rasa yang di ikuti puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan itu dilakukan guna memperjuangkan hak-hak mahasiswa agar tidak ada hal-hal yang menghambat proses perkuliahan di kampus UGR.
Beberapa masalah yang di beberkan diantaranya, biaya pendidikan yang setiap tahun meningkat, fasilitas yang kurang dan usang, transparansi anggaran kegiatan mahasiswa, rasio antara dosen dan mahasiswa, statuta kampus yang masih ketinggalan zaman, uang daftar ulang mahasiswa penerima KIP-Kuliah belum di kembalikan.
" Biaya kuliah per semester sekarang di UGR naik 500.000 untuk mahasiswa baru angkatan 2023 sekarang ini sehingga menjadi 2.000.000 yang semulanya 1.500.000 untuk Angkatan sebelumnya (2021-2022), hal ini akibat dari meningkatnya kebutuhan oprasional kampus yang semakin mahal" Tegas Amrulloh.
" Biaya kuliah yang semakin meningkat tidak ada pengaruhnya dengan penambahan fasilitas, dari tahun ketahun sama saja tidak pernah diadakan pembaharuan" Imbuhnya.
Kemudian kata Bung Am sapaan akrabnya, anggaran kegiatan mahasiswa beberapa tahun terakhir berkurang, kampus dianggap tidak memberikan selayaknya terhadap kegiatan-kegiatan mahasiswa. Disamping itu juga massa aksi memperhatikan rasio antara mahasiswa dan dosen tidak dalam posisi yang ideal.
Dipermasalahkan juga Program beasiswa KIP-Kuliah yang merupakan program pemerintah untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu/miskin untuk dapat mengakses pendidikan ternyata belum dikembalikan uangnya oleh kampus.
" Hal ini sudah disuarakan oleh mahasiswa namun birokrasi kampus saling lempar terkait hal itu " tutup Amrulloh.
Terkait permasalahan yang ada di UGR yang menjadi kajian dan bacaan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan. Menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain:
1. Cabut Surat Edaran nomor : 37/A/UGR/2023 dan bahas kembali terkait anggaran pengembangan pendidikan untuk Angkatan 2023
2. Perbaiki dan perbaharui fasilitas penunjang kegiatan belajar dan mengajar di Universitas Gunung Rinjani
3. Transparansi dan loka karyakan anggaran kegiatan organisasi kemahasiswaan
4. Adakan evaluasi dan penambahan tenaga pengajar/dosen yang berkompeten di Universitas Gunung Rinjani
5. Segera revisi statuta Universitas Gunung Rinjani
6. Segera kembalikan uang daftar ulang mahasiswa penerima beasiswa KIP-K tanpa ada opsi apapun.
Social Header