Lombok Timur - NTB | - Seorang warga yang akrab dipanggil Ali Galet, asal Desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku sangat kecewa dan menyangkan hal yang dialaminya dengan pembiayaan pasca istrinya melahirkan di RSUD Soedjono Selong ,kepada awak media lewat panggilan telepon dirinya mencurhatkan masalahnya, pada hari rabu (02/08) , mengenai yang sebagai kepala rumah tangga dari istrinya yang melahirkan,saat ini dirinya terbebani oleh hutang puluhan juta rupiah, pasca istrinya menjalani operasi caesar di RSUD dokter Soedjono,sekitar lima hari yang lalu.
Hutang puluhan juta sebagai biaya istrinya untuk operasi caesar terpaksa ia lakukan demi membiayayi istrinya yang telah melahirkan, meskipun dirinya sangat berat dengan sangat terpaksa harus dilakukan demi bisa membawa pulang anak dan istrinya dari kamar bersalin di RSUD Selong,Lombok Timur, hutang puluhan juta inipun ia dapat dari orang tuanya yang menjualkannya kambing satu-satunya dan perhiasan serta dari saudaranya yang juga sama sama kurang mampu, " Ali(Galek) mengaku oprasi caesar istrinya atas saran pihak rumah sakit yang sebenarnya ia sendiri tidak menginginkan cara itu, namun karena awalnya mengira biaya oprasi ini tak akan membuatnya berhutang banyak iapun iya iya saja,asalkan anak dan istrinya selamat,"tuturnya kepada wartawan.
BPJS saya di blokir, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) tidak di beri waktu sampai pak pak camat tanda tangan,sehingga saat itu saya sangat kebingungan tidak tau harus minta bantu dengan siapa dan saya kurang paham proses urusan yang begitu," Imbuhnya.
Meski sudah disampaikan kepada pihak rumah sakit bahwa dirinya orang tidak mampu dan hanya berpenghasilan sebagai buruh tani, namun pihak rumah sakit terkesan tidak peduli dan terkesan masa bodoh atas hal itu,bahkan pihak rumah sakit menyarankan untuk membuat keputusan dengan cepat serta menandatangani dokumen persetujuan untuk dilakukan tindakan melalui operasi yang nilai biayanya sangat saya tidak percaya harus sampai membuat saya berhutang.
"Jangan pikirkan biayanya dulu, megenai biaya nanti kita pikirkan belakangan, untuk biayanya, paling bapak siapkan minimal sepuluh juta" Kata Ali, meniru yang disampaikan petugas rumah sakit.
Dengan nominal biaya yang disebut pihak rumah sakit , sempat membuatnya panik, ia pun sempat meminta waktu sampai hari senin, agar SKTM bisa di tanda tangani pak camat, "karena hari senin kantor camat kan buka", jelasnya, namun ia diminta membuat keputusan segera, akhirnya Ali terpaksa menandatangi surat persetujuan untuk operasi caesar.
Operasi Pun berjalan lancar, meski anaknya masuk inkubator, sehingga total waktu dia menginap menjadi lima hari. " Jadi hari ini genap satu minggu saya pulang dari rumah sakit"terangnya.
Sekarang tinggal memikirkan bagaimana mengembalikan hutang yang sudah ia pinjam untuk biaya operasi istrinya. "Caranya nanti Akan saya sisihkan sedikit-sedikit dari upah saya menjadi buruh tani" Tutupnya.
Diwaktu yang berbeda, kasus yang dialami Ali ini diperjelas lagi oleh seorang staf Kantor Desa Gelanggang yang namanya ingin di samarkan, sebut saja inisialnya "S", kepada awak media melalui telpon ia menceritakan bagaimana upaya nya ingin membantu Ali agar bisa mendapatkan keringanan untuk biaya istrinya Ali bersalin di rumah sakit.
" Saya sudah melobi kiri kanan, sampai dokumen apapun yang menjadi kebutuhan persyaratannya saya bantu buatkan dan itu saya bawa ke mana-mana, karena saya tau persis kondisi ekonomi si Ali Galet ini" Tuturnya.
Dari dinas sosial sampai dengan badan amil zakat nasional (baznas) lotim ia datangi, namun tidak ada satupun yang bersedia membantu. "Cuma di lembaga LAZ DASI yang memberikan bantuan empat ratus ribu rupiah dan sudah saya serahkan kepada keluarga Ali" Kata S.
Lebih jauh lagi ia menceritakan mengenai rasa prihatin ya terhadap Ali yang hanya punya uang 60.000 saja, karena sempat menanyakan kepada Ali saat menjenguknya pertama kali di rumah sakit dan kebetulan berpapasan di lobi rumah sakit, "saya hanya punya uang enam puluh ribu rupiah saja" Kata S menirukan pengakuan Ali.
Dengan uang sejumlah itu Ali nekat menandatangani dokumen persetujuan tindakan operasi caesar terhadap istrinya, "itu tindakan yang nekat menurut saya, tapi demi keselamatan anak dan istrinya ia terpaksa lakukan" Tutur S.
Terlebih lagi, tidak ada satu pun lembaga pemerintah yang bersedia membantu, minimal meringankan beban yang akan ditanggung oleh Ali, "akibatnya sekarang, warga kami itu terbebani oleh hutang yang harus dia bayar" Jelasnya, dengan nada prihatin.
Sumber : Tim
ntb.suaradaerah.id
Social Header